Hello guys, siapa yang gak tau cinderella ? nah bagi adik adik yang belum tau. postingan kali ini mau menceritakan tentang Dongeng Cinderella. uh pasti ceritanya so sweet gimana gitu ya kan ?? check this one out guys!
Cerita Anak kali ini tentang seorang gadis yang tinggal
bersama ibu tiri dan kedua anaknya. Gadis ini bernama Cinderella, wajahnya
sangat cantik bak seperti putri raja, namun hidup nya sangat menderita . Ia
tinggal bersama kedua anak ibu tirinya yang jahat sekali
kedua anak ibut tiri tersebut sangalah malas sekali,
kerjanya hanya berhias dan bermalas-malasan saja sepanjang hari, sedangkan
Cinderella disuruh yang bukan tugas untuk seorang gadis, seperti mencari kayu
bakar, mencabut rumput, menebang pohon dan sebagainya.
Cinderella sangatlah rajin bekerja, setiap hari ia harus
menyediakan makan bagi saudara tiri dan ibu tirinya, Cinderella hanya makan
sisa makanan dari mereka, walau demikian ia tetap sabar dan berlaku baik dan
ramah.
Sampai pada akhirnya terdengarlah undangan dari kerajaan
bahwa akan ada pesta dansa nanti malam di istana raja. Seluruh rakyat khususnya
para gadis belia dipersilahkan datang untuk nantinya akan dipersunting oleh
pangeran putra sang raja.
sontak para anak ibu tiri Cinderella tersebut kaget dan
langsung mempersiapkan diri untuk berhias untuk pesta dansa nanti malam agar
pangeran memilih mereka sebagai permaisuri kerajaan.
Cinderella yang mendengar kabar itu hanya bisa bersedih dan
meratapi nasib karena ia tidak mungkin bisa datang ke istana, apalagi berdansa
dengan pangeran.
Akhirnya malam pun tiba, dan para gadis dari seluruh
kerajaan datang ke istana untuk mengikuti pesta dansa bersama putra mahkota
raja yang sangat tampan.
Ketika pesta sedang berlangsung tiba-tiba datang kereta
kencana yang anggun dan mewah tiba di depan istana, serentak semua mata
memandanginya, turunlah seorang putri cantik jelita dari kereta tersebut dan
Pangeran pun tertegun melihat kecantikan putri tersebut.
Pangeran menghampiri putri nan cantik jelita tadi dan
bertanya "Siapakah gerangan putri ini, dan dari kerajaan mana adinda
berasal?", Tanya pangeran kepada putri cantik.
Putri itu menjawab "Bolehkan aku ikuta dalam pesta
ini?", "Tentu saja", jawab pangeran, namun belum lama putri
cantik dan pangeran berdansa, tiba-tiba jam istana berdentang 12 kali, tanda
menunjukkan waktu pukul 12 malam.
"Oh maaaf pangeran, aku harus segera pulang
sekarang", sang pangeran bingung dan kaget karena putri cantik harus
segera meninggalkan pesta dansa tersebut.
"Namun ternyata sepatu kaca yang dipakai putri cantik
tertinggal di lantai dansa, dan pangeran segera memungutnya dan ingin
memberikan kepada putri cantik tadi, namun pangeran kehilangan putri tersebut
dan tidak bisa mengembalikan sepatu kaca milik putri cantik.
Keesokan harinya sang pangeran langsung mengadakan sayembara
yang isinya barang siapa yang cocok dengan sepatu kaca, jika ia seorang gadis
maka ia akan dijadikan permaisuri oleh pangeran, dan jika ia laki laki maka ia
akan menjadi abdi dalam istana.
Kemudian dicarilah keseluruh pelosok negeri untuk mencari
siapa yang cocok memakai sepatu kaca ini. Satu persatu rumah didatangi oleh
pangeran dan para pengawalnya dengan membawa sepatu kaca. Namun tidak
satupun yang cocok dan pas memakainya.
Sampai akhirnya tibalah rombongan kerajaan di
rumah Cinderella, dan kedua saudara tiri nya langsung mengenakan sepatu
kaca dan tidak berhasil , yang satu terlalu kecil, sedangkan yang satu lagi
terlalu besar. Akhinya Pangeran putus asa, tiba-tiba lewatlah cinderella di
ruang tamu menuju dapur sambil membawa kayu bakar yang ingin dipakai untuk
memasak.
"Hei, siapakah kau?" tanya pangeran kepada
Cinderella. "Aku...aku..", Cinderella tidak bisa menjawab karena
melihat ketampanan sang pangeran. "Dia hanya seorang pembantu
disini". Kata ibu tiri kepada pangeran yang hendak mendekati Cinderella.
Pangeran memaksa Cinderella memakai sepatu kaca, dan
akhirnya pas sekali, sepatu kaca tepat di kaki Cinderella dan akhirnya pangeran
membawa Cinderella ke istana untuk dijadikan permaisurinya.
sumber : image from google
0 komentar:
Posting Komentar